Sabtu, 10 Desember 2016

Sekilas tentang Power Supply Unit [Tips Komputer Bag. 3]

Sebelum kamu membeli GPU baru, kamu wajib mempertimbangkan konsumsi daya dari GPU tersebut, karena tidak jarang, terutama GPU kelas gaming dan atas, memiliki konsumsi daya sekitar 2 kali hingga 8 kali lipat lipat konsumsi daya prosesor biasa, untuk itu kamu butuh Power Supply Unit (PSU) dengan output yang tinggi juga. Tapi di kalangan menengah dan awam kita sering mendengar istilah "PSU Pure", apalah artinya itu?

Mungkin secara bahasa PSU Pure itu adalah PSU yang outputnya murni, entah apa definisi murni bagi mereka, karena dari segi apapun, PSU tidak ada yang outputnya murni, karena output PSU pasti kotor dengan noise walaupun sedikit, tidak banyak yang output tidak stabil juga, dan ada juga yang boros listrik yang perbandingan input dengan outputnya sangat jauh. Di dunia komputer profesional sama sekali tidak ada istilah "Pure" untuk mengelompokan PSU, dan saya bisa dengan seenak udel mendefinisikan kalau istilah PSU Pure yang sering disebut kalangan awam adalah PSU yang memiliki output AUX Power untuk PCI Express (konektor PCIE 6 pin atau 8 Pin), karena kalau saya lihat satu-satunya hal yang pasti ditemukan di PSU yang disbut "Pure" hanyalah itu, bukan sertifikasi hemat daya, ataupun kestabilan output yang baik.

Jadi, karena sebenarnya istilah "Pure" adalah istilah yang bodoh, izinkan saya menjelaskan beberapa hal penting yang harusnya kamu perhatikan, yang bukan hanya sebutan "Pure" saja:


Sertifikasi 80 PLUS

80 Plus adalah sertifikasi keefisiensian sebuah PSU. Krena PSU bekerja untuk mengubah listrik arus AC ke DC dan menurunkan voltase tinggi ke voltase rendah, dan ditambah proses yang sedikit rumit untuk menghasilkan daya yang tinggi, maka dalam prosesnya komponen-komponen pada PSU menghasilkan panas. Dan sesuai hukum fisika: "energi input = energi output", panas yang dihasilkan adalah energi yang terbuang dalam proses. Jadi kalau misalkan PSU menghasilkan energi (output) 300 Watt, energi yang dikonsumsi (input) bisa mencapai 500 Watt, karena 200 Watt yang terbuang adalah dalam bentuk panas, bukan energi listrik, jadi perbandingan efisiensi output:input hanyalah 60%.

Karena banyaknya variasi keefisiensian PSU, maka di tahun 2004 perkumpulan manufaktur PSU mulai menerancang dan menerapkan sistem sertifikasi efisiensi PSU, untuk menunjukan seberapa tinggi tingkat efisiensi sebuah PSU. Berikut adalah daftar kelas sertifikat 80 Plus dengan persentase keefisiensian:
Jadi, untuk standar sertifikat 80 Plus Bronze, tingkat efisiensi di Load/Beban Daya 50% dari kemampuan maksimumnya setidaknya efisiensinya harus lebih tinggi dari 85%. Untuk ukuran beban 20% & 10% biasanya merujuk kepada komputer dalam keadaan idle (tidak ada program yang berjalan) dan untuk koputer dalam keadaan aktif misalnya saat bermain game, bisa bervariasi tergantung dengan perbandingan output maksimum PSU sendiri.
Misalnya jika kamu menggunakan PSU 450 Watt dengan sertifikat 80 Plus Silver, dan menggunakan CPU Core i7 dengan GTX 1050 Ti, diketahui kalau konsumsi/beban daya komputer adalah sekitar 300 Watt dalam keadaan full aktif, maka beban PSU adalah sekitar 60%, maka persentase efisiensi yang kamu dapatkan adalah sekitar 88%. Jadi jika komputer kamu mengkonsumsi 300 Watt, PSU kamu mengkonsumsi daya listrik kira-kira sebesar 353 Watt.

Sebenarnya 80 Plus bukanlah sertifikasi yang diuji oleh suatu badan tertentu, tidak seperti uji makanan yang dilakukan oleh Badan POM, sertifikasi 80 Plus hanyalah logo untuk keperluan iklan saja, dan pengujian hanya dilakukan secara internal. Banyak yang curang juga untuk mendapatkan hasil sertifikat tertentu, misalnya hasil pengujian di suhu 20°C dan hanya diuji selama 30 detik saja, padahal di praktik tidak mungkin ada kejadian seperti itu, suhu pasti diatas 40°C dan waktu beban bisa lebih dari 8 jam.

Jadi, sertifikasi 80 Plus bukanlah jaminan untuk PSU bisa bekerja dengan baik, tapi hanyalah tingkat keefisiensian PSU.


Kualitas Output

Kestabilan output bisa dicapai dari beberapa hal: jenis komponen yang digunakan, kualitas komponen yang digunakan dan desain yang digunakan. Dan untuk mendapat output yang stabil, tidak mungkin didapat dengan harga yang murah.

Pertama dari jenis komponen yang digunakan, karena di dunia elektronik ada banyak jenis kapasitor, ada banyak jenis IC, ada banyak jenis choke/coil, ada banyak jenis transistor. Terkadang produsen dengan sengaja mengganti komponen sejenis dengan komponen lainnya yang harganya lebih murah untuk bisa menurunkan harga. Biasanya jenis/tipe komponen yang digunakan selalu bergantung kepada desain yang digunakan.

Kedua, kualitas komponen, karena walaupun jenis komponen yang digunakan adalah jenis yang tepat, tapi kalau kualitasnya buruk, sama juga bohong. Untuk saat ini jika ditanya asal negaranya yang terbaik adalah komponen buatan Jepang (untuk kapasitor & IC) dan Amerika (untuk IC & transistor). Kamu juga bisa melihat kualitas PCB, umumnya jika papan/PCB berwarna kuning dan sirkuit tembaga tidak dilapisi dan masih terlihat berwarna tembaga bisa dibilang kualitasnya rendah. Dan jika papan berwarna biru/hijau atau berwarna gelap tetapi ada juga yang berwarna kuning/putih tetapi sirkuit tembaga terlapisi, biasanya berwarna hijau atau biru berarti PCB yang digunakan berkualitas menengah s/d tinggi.

Ketiga adalah kualitas buatan. Kamu bisa menilainya secara langsung dengan melihat hasil solder komponen dan kabel dengan PCB, jika terlihat berantakan, berarti PSU dibuat dengan asal-asalan dan sekaligus berarti memiliki kualitas yang buruk.

Terakhir adalah desain yang digunakan, karena semakin simpel desainnya, seperti yang sering ditemukan di PSU murah, maka semakin buruk kualitasnya dan outputnya. Karena untuk kestabilan yang baik dan output yang minim noise, PSU pasti memiliki beberapa tingkat filter, regulator dan yang utama adalah proteksi output yang baik, dan semuanya membutuhkan komponen yang lebih banyak dan desain yang lebih rumit.

Sayangnya untuk menguji output PSU, kita harus benar-benar mengujinya secara langsung dan jangan langsung percaya dengan iklan yang beredar. Untungya kita hidup di zaman internet, kita bisa mencari lewat google, ketik saja "[nama PSU] load test", misalnya "EVGA 550 G2 load test", saya yakin kamu mengerti bahasa inggris, atau setidaknya bisa menggunakan google translate karena kebanyakan review berbahasa inggris.


Rail +12V

Arus dan Daya yang terpenting dari sebuah PSU adalah output arus dari jalur/rail +12V. Karena GPU mengkonsumsi daya lebih banyak dari voltase +12V, dan hanya sebagian kecil mengkonsumsi dari +5V. Jadi sebelum memilih PSU kamu harus memperhatikan daya yang dibutuhkan oleh GPU. Tapi selain daya, kamu juga harus memperhatikan jumlah rail di PSU tersebut, karena ada dua jenis PSU: Single Rail & Multi Rail. Memang masih banyak perdebatan tentang jumlah rail, tetapi saya punya pendapat yang lebih baik untuk memilih PSU dari segi jumlah rail & arus pada setiap railnya.

- Single Rail
Pada desain PSU single rail, berarti semua output +12V dari PSU berasal dari satu buah rangkaian adapter (merubah AC ke DC & menurunkan voltase) yang diikuti sebuah rangkaian IC proteksi, baik proteksi over voltage, over current, dll, jika PSU tersebut memakai IC tersebut, karena terkadang masih ada yang tidak menggunakannya, yang outputnya dibagi ke semua kabel +12V. Sebenarnya menurut saya PSU dengan daya tinggi diatas 500W atau 600W agak riskan kalau memakai PSU single rail, karena proteksi kelebihan arus (OCP) sangatlah tinggi, jika ada komponen yang gagal (baik di PSU, motherboard atau GPU) dan menyedot banyak arus tetapi masih dibawah nilai OCP maka PSU masih akan tetap berjalan, ini beresiko akan membakar sirkuit dan komponen yang gagal tersebut.

Tetapi untuk PSU dibawah 500W saya lebih menganjurkan yang menggunakan desain single rail. Karena beberapa sebab:
- Pertama adanya ruang yang lebih banyak, karena jika daya sudah rendah (dibawah 450W) berarti nilai OCP akan semakin rendah jika memiliki multi rail, maka resiko ketidak stabilan arus listrik bisa terjadi jika beban melebihi 80% nilai OCP tersebut.
- Dan kedua karena pada umumnya GPU yang tidak memerlukan power aux (6 pin) misalnya GTX 1050 & RX 460 menyedot daya dari motherboard. Karena konsumsi maksimum sebuah PC (Core i7) tanpa kartu GPU adalah sekitar 200W, jika ditambah salah satu dari GPU tersebut yang kebutuhannya maksimal sekitar 75W maka totalnya menjadi 275W. Kamu harus bersiap memiliki PSU yang memiliki rail +12V berdaya 345W atau berarus 28A (dengan margin 20% untuk aman) pada rail yang menuju ke motherboard (24 pin). Jika kamu memakai PSU dual rail 500W, kemungkinan setiap rail hanya memiliki 240W (20A), dan kemungkinan hanya satu dari dua rail saja yang aktif karena biasanya pada standar PSU ATX 2.2 kebawah, konektor 24 pin hanya berasal dari 1 rail. Jadi kalau kamu memakai PSU 500W dual rail untuk GTX 1050, kamu beresiko merusak GPU & motherboard, dan mungkin processor juga. Dan kalau kamu memilih PSU dual rail, kamu setidaknya harus memiliki daya minimal 600W-650W.

- Multi Rail
Pada desain PSU multiple rail, berarti PSU memiliki lebih dari satu output yang masing-masing berasal dari OCP yang berbeda. Atau pada desain lama yang tidak memiliki OCP, PSU memiliki lebih dari satu buah adapter +12V. Desain multi rail ini sangat saya anjurkan untuk PC yang memiliki kebutuhan daya lebih dari 600W, yang memakai GPU tunggal yang haus daya (membutuhkan asupan power aux 6 pin/8 pin atau lebih), dan juga sangat saya anjurkan untuk pengguna dengan GPU ganda (Nvidia SLI / AMD CrossFire), karena kestabilan dan proteksi arus listrik di banyaknya komponen lebih terjaga.

Jadi kesimpulannya, single rail untuk PSU 500W kebawah, dan multi rail untuk PSU 600W keatas. Tapi baik single rail atau multi rail, saya mewajibkan kamu untuk memilih PSU yang memiliki proteksi seminimalnya OCP (over current protection), OVP (over voltage protection) & SCP (short circuit protection).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar