Sabtu, 29 Juni 2013

DestinationUnreachable



Diposting lagi karena sekarang udah jadi kisah nyata.

ada yang bisa terjemahin apa isinya? bakal gw kasih hadiah deh

Rabu, 26 Juni 2013

Quote; tentang mengajar.

"Lebih baik ngajarin orang yang ga tau sama sekali dari pada ngajarin orang yang setengah tau. Udahlah suka sok tau, gengsian juga kalo diajarin."

fase umur

anak 0-5 tahun bisanya bikin gemes orang,
6-10 tahun hobinya mengkhayal,
11-15 tahun hobinya main,
16-20 tahun hobinya niru artis,
21-25 tahun hobinya protes,
26-30 tahun hobinya mengeluh,
31-35 tahun hobinya menyesal,
36-40 tahun bisanya mulai tobat,
41-45 tahun hobinya tidur siang,
sampai 46 tahun keatas hobinya ditambah ngedongeng atau ceramah.

Jumat, 21 Juni 2013

sampah modern

(klik untuk memperbesar)

Sampah modern adalah gambaran bagaimana orang-orang zaman sekarang dengan mudahnya membuang sampah ke sungai yang bukan hanya sampah fisik lagi, tetapi mereka menyia-nyiakan kepintaran, hati, jantung sebagai simbol kehidupan, sumber ilmu, kekayaan dan celana dalam sebagai simbol kehormatan.



Lisensi Creative Commons
"sampah modern" oleh Aziz Abdurachman disebarluaskan 

Minggu, 16 Juni 2013

KABATAKU, 10−2+4=? - Misconception #31



Kali ini Serial Kesalah Pahaman berkolaborasi dengan Misteri Angka.
Jadi apakah Kabataku itu benar?
Bagi yang belum konek, kabataku adalah urutan proses operasi dari penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian dalam suatu soal yang terdiri lebih dari satu operasi. Urutannya adalah Perkalian, lalu Pembagian, lalu Penjumlahan dan terakhir Pengurangan. Disingkat Kabataku (kali, bagi, tambah & kurang), begitu kebanyakan guru matematika di Indonesia menyebutnya.

Tapi apakah kita harus percaya tanpa harus membuktikan kebenarannya? Seperti yang pernah saya bahas tentang π (pi) yang sebenarnya tidak tepat kalau hasilnya adalah 227, tapi karena sudah terlanjur diajarkan kepada anak-anak sejak sekolah sampai perguruan tinggi jadi susah untuk diperbaiki.


Ok, kita mulai ke topik, berdasarkan urutan operasi yang diajarkan guru, berapakah hasil dari:
10 − 2 + 4 = ?
Apakah hasilnya 12 atau 4?

Coba kita gunakan formula ajaib yang diberikan oleh guru, pertama penjumlahan dulu lalu pengurangan.
= 10 − 2 + 4
= 10 − (2 + 4)
= 10 − 6
=  4
Hmm, hasilnya 4!


Lalu bagaimana dengan
16 ÷ 2 × 4 =?
Apakah hasilnya 32 atau 2?

Coba kita gunakan formula ajaib ibu guru lagi.
= 16 ÷ (2 × 4)
= 16 ÷ 8
=  2
dan hasilnya adalah 2!


Hmm, tapi apakah itu benar?

Jumat, 14 Juni 2013

"Hari" vs "Malam"

Anak jaman sekarang itu yah, kalo hari sabtu lewat dari jam 6 sore dibilangnya malam minggu.
Tapi kalo diucapin selamat ulang tahun di H-1 jam 7 malam dibilangnya "belum" atau "kecepetan!".

Minggu, 09 Juni 2013

Wujud Zat Ada 3? - Misconception #30



Kembali lagi dengan serial salah paham, maaf untuk delay yang cukup lama, dan mungkin mulai post ini Misconception Series bakalan ngebahas satu poin setiap post aja, biar ga kecapean baca yang panjang-panjang.


30. Wujud Zat Ada 3?

Ini sebenarnya bukan kesalah pahaman, tetapi jika untuk indonesia 500 tahun yang lalu, dimana wujud yang diketahui baru hanya padat, cair dan gas saja., tidak untuk sekarang. Wujud zat seharusnya ada 4 dan sudah harus diajarkan sejak sekolah dasar, yaitu Padat, Cair, Gas dan Plasma.

Coba lihat bagan berikut:

Sabtu, 01 Juni 2013

Berani karena benar, takut karena ...?

"Berani karena benar, takut karena salah". Menurut saya pepatah itu ga baik untuk dijadikan pedoman, malah pepatah untuk orang-orang itu menjadi "Berani karena benar, tapi takut mengakui kesalahan" karena ga ada satupun dari mereka yang berani untuk itu. Mereka cuma berani karena yang mereka pikir mereka yang benar.
 
Dan juga hampir semua orang yang berpegang pada kalimat itu pasti akan selalu menyalah artikan untuk membela diri dengan prinsip "Kalo gua ga salah, ngapain gua mundur?", lalu ia memojokan kesalahan orang lain tanpa sadar diri dengan kesalahannya sendiri, jadi "berani karena benar, takut karena salah" itu bergabung dengan "gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di seberang lautan terlihat". Suatu kombinasi yang indah sekali untuk memunculkan perselisihan abadi.

Hmm, tapi sebenarnya masih kurang satu lagi. Sebagian orang yang berani mengakui kesalahan itu cuma bisa mengakui saja, tapi tidak bisa/tidak mau memperbaikinya. Yaahh, indah sekali...!




Kesimpulan:
Banyak orang yang berani karena benar, tapi tidak berani untuk mengakui kesalahan diri sendiri.
Banyak orang yang mau mengakui kesalahan, tapi tidak memperbaikinya.