Selasa, 22 Januari 2013

Mencintai yang satu tapi membenci yang lain.

Saya benar-benar tidak habis pikir dengan pola pikir remaja zaman sekarang, mereka lebinh mengutamakan untuk membesarkan kebenciannya terhadap hal yang dia tidak suka daripada belajar mencintai apa yang mereka suka. Begini maksud saya secara jelas, coba lihat ini:

Itu cuma beberapa kutipan saja dari yahoo answers indonesia kategori Masyarakat & Budaya > Agama & Kepercayaan, (link dan usernamenya sengaja ga saya sensor biar kalo kalian kepancing emosi dan mau ikutan juga bisa langsung ke tkp, ...) cukup memalukan bukan? Tahu apa yang saya sebut memalukan?

Mereka tidak berfikir apa yang mereka perbuat hanya menjatuhkan nama baik agama mereka sendiri.

Tong kosong melengking bising bunyinya bukan? Ditambah lagi komedo di wajah orang lain kelihatan tetapi tompel di wajah sendiri tidak. Ya, itulah mereka. Mereka bisa mencari kelemahan dari agama lain dan memperolokkannya. Tapi saya bisa jamin, saya bersumpah bahwa tidak ada satupun dari mereka yang benar-benar mengerti agamanya sendiri. Diluar pandangan dari muslim dan kristen, agama lain yang melihat pertengkaran ini, pasti yang ada di mata mereka adalah pertengkaran antara dua orang ngotot bodoh saja.

Sering saya mendengar suatu kalimat radikal dari beberapa teman dan kenalan saya yang... ehm, ehm, uhuk...

Jumat, 18 Januari 2013

Mereka Yang Tidak Mau Berubah

Dulu saya pernah dimotivasi sepupu saya, bagaimana cara untuk berhasil hidup. Kurang lebih begini yang ia maksud:

Kamu kalau mau sukses, mau berhasil dalam pekerjaan, dalam keluarga dan dalam hidup kamu harus berubah. Jangan sampai kamu terbuai oleh nikmat yang kamu dapatkan sekarang, jangan pernah merasa puas untuk sukses. Jangan seperti T-Rex, mereka besar, mereka kuat, mereka mampu bertahan di segala macam keadaan alam, mereka memakan semua kadal dan karnivora lain dari yang kecil sampai yang besar dan menjadi puncak rantai makanan. Tapi ketika alam memberikan mereka pilihan untuk berubah, mereka menolak karena terlalu senang untuk menjadi diri mereka pada saat itu. Sampai akhirnya setelah ribuan tahun kejayaan mereka hujan meteorit dan asteroit besar datang mereka menjadi sasaran empuk dan semua dari mereka tewas seketika, justru hanyalah kelompok mamalia kecil, kadal-kadalan kecil dan serangga yang dahulu menjadi makanan ringan T-Rex lah yang hampir semuanya sukses bertahan hidup sampai sekarang

Dari cerita itu, walaupun sedikit fiksi harusnya bisa diambil kesimpulan kalau kita ingin sukses hidup kita harus selalu berubah. Berubah menurut saya sendiri tidak harus merubah wujud, atau merubah pemikiran. tapi suatu penyesuaian adalah bentuk perubahan juga. Misalnya ular laut, karena sumber makanan di darat yang semakin sedikit, mereka hanya melakukan sedikit penyesuaian saja agar bisa hidup dan bertahan lebih lama di air, tanpa harus memiliki sirip tambahan atau merubah pernapasan menjadi insang (seperti pada katak dari berudu). Atau lebih simpel lagi seperti eskimo yang sebenarnya tidak ada yang berbeda dengan manusia yang lainnya, tetapi ia menyesuaikan diri dengan mengenakan mantel.
img by: lutfiqq.wordpress.com
Masuk ke topik. Perubahan memang terkadang sulit diterima terutama bagi orang-orang yang masih bersikap tradisional yang enggan meninggalkan suatu hal. Padahal dengan bertambahnya tahun, makin banyak juga kebutuhan, makin banyak manusia dan makin sedikit sumber daya. Memang kalau kita membangun sesuatu yang baru, pindah tempat tinggal dengan meninggalkan yang lama pasti sangat berat, dan masalah di tempat yang baru pasti terasa sangat sulit, banyak hambatan dan kelemahan di awalnya. Tapi sadar atau tidak di hidup yang sebelumnya sebenarnya masalah seperti itu juga ada tetapi mungkin karena sudah sering itu jadi terabaikan.

Senin, 14 Januari 2013

Tentang kebencian.

"Bagaimana rasanya menjadi sesuatu yang dulu kamu benci?".

Ini mungkin pertanyaan yang ingin saya tanyakan kepada setiap orang. Sadar atau tidak siapapun orangnya dan bisa termasuk saya sendiri mungkin, jika dahulu pernah membenci suatu hal misalnya sifat seseorang, apalagi kebencian itu sudah diperdengarkan kepada orang lain, saya yakin di hari kemudian hal atau sifat yang kamu benci pasti akan melekat pada diri sendiri.

Satu lagi, ada yang bilang kalau balas dendam terbaik adalah dengan cara sukses. Tapi menurut saya ini kecuali untuk mereka yang balas dendam dengan dasar kebencianlah yang hanya bisa mendapat kesuksesan. Karena pernahkah kamu memperhatikan, segala sesuatu yang didasarkan kebencian hanya akan menghancurkan diri sendiri. Itukah sukses yang kamu cari.

Kurangilah kebencian, dan bertanyalah pada diri sendiri:
"Kebencian apa di masa lalu yang menjadi bagian dari diri saya sekarang?"


Jumat, 04 Januari 2013

Mata & Usia

Saat baru terlahir, kami memiliki dua mata di depan yang masih tertutup.
Saat anak-anak, kedua mata kami di depan dan terbuka lebar, bisa jauh melihat ke masa depan.
Saat remaja, kedua mata kami bergeser ke samping, kami menjadi ceroboh tanpa memikirkan masa depan demi teman.
Saat beranjak dewasa, mata kami bergeser lagi ke depan, tetapi juga tumbuh satu mata di belakang untuk melihat penyesalan.
Setelah melewati dewasa dan menjelang manula, kami selalu menutup salah satu mata kami yang di depan dengan tumbuhnya satu lagi mata di belakang.
Dan, saat manula kami hanyalah makhluk dengan dua mata di belakang.

Dan kami mengaku sebagai manusia modern.