Sabtu, 21 Januari 2012

Musik itu untuk telinga, bukan mata!

Saya prihatin... (dengan logat ala pa esbeye)
Lihatlah sekeliling kita, semua orang bisa dengan mudahnya menyukai musik, tidak seperti puluhan tahun yang lalu, tidak semua orang bisa menyukai musik. Tapi coba liat sekarang, bukan cuma suka musik aja, semua orang juga bisa bikin musik. Yaa, mungkin bukan bikin musik sih, cuma numpang tenar nyanyiin lagu orang aja. Sampai keliatannya musisi itu banyaknya ga keitung, klo dikumpulin mungkin udah kayak bulu dada oma.

Duh, ini seharusnya ga mungkin terjadi kalo konsumen musik itu "pintar". Coba liat anak muda sekarang,
mereka bisa dengan mudahnya meyukai suatu pemusik, dan mengaku fans sejatinya, walau nyatanya yang dia tau cuma satu atau dua lagu aja, ditambah lagi pas ditanya apa yang mereka suka dari idolanya, eh mereka jawabnya "abis dia ganteng" atau "cantik sih vokalisnya", ya tuhan...

tuhan: "ya ziz? manggil gue?"
gue: "eh ngga, ngga.. cuma nyebut aja, sori"

Lanjut,
selain para "fans bodoh" disini juga udah banyak "musisi bodoh" yang ga sengaja terkenal, entah karena emang udah terkenal dan para fans bodoh menyukainya atau karena hoki aja. Sebenernya ada banyak contoh pemusik yang menurut gw rada konyol ya untuk bisa nyanyi. Ada yang depannya O, R, S, W, D, L, L. Jujur menurut gue mereka bukan bikin indonesia jadi negara penghasil musisi, tapi justru malah bikin malu karena nempulin kualitas musik indonesia yang, ehm, BUURRUUUKKK!!!

baca berulang: bukan cuma musisi yang buruk tapi fansnya juga!

Dulu, bahkan sampai kira-kira 10 tahun yang lalu musisi masih dianggap sebagai seorang artis yang karyanya manakjubkan untuk bisa dinikmati telinga, tapi sekarang? oh tidak, pengen muntah.

Mungkin butuh orang seperti Adele di indonesia, yang bisa bikin musik sederhana yang berkualitas, ga cuma bisa nyusun kalimat dgn rumus S-P-O-K aja yang diiringi musik 3 atau 4 chord. Yang bukan memproduksi musik untuk dilihat, tapi didengar. Yang dengan Terang-terangan bilang "aku suka Katy Perry, tapi aku menyukai musiknya, bukan wajah cantiknya, body seksinya dan nonton konsernya bukan untuk liat dadanya yang goyang-goyang...". Duh, ini sebenarnya hinaan untuk kedua pihak fans dan musisi. Satu sisi musisi membuat musik untuk dilihat, tetapi fans menangkap dengan sisi lain, mereka ga sama sekali suka musiknya, tapi orangnya. Bagi gue, Adele itu musisi sejati, walau gue ga tau banyak tentang musiknya tapi tindakan dia benar.

"Musik itu dinikmati untuk telinga, bukan mata"

mungkin kita tinggal nunggu aja nanti lukisan bisa didengar.




terimakasih telah membaca! :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar