Selasa, 15 Februari 2011

Kota butuh pil dan desa butuh mantra

Mengapa jika orang kota yang kaya raya kena demam dan dia minum pil bisa sembuh?
Dan...
Mengapa kalau orang desa yang demam malah memanggil dukun untuk mantra, tapi dia sembuh juga?

Ini masalah yang menurut saya cukup serius, sebenarnya yg benar itu "sains dengan obat" atau "metafisika (baca: tuhan) dgn mantra (baca: doa)"

begini, MUNGKIN dan MENURUT SAYA
ini cuma masalah pengetahuan dan kepercayaan. Karena menurut filsuf baru yg ternama (saya, haha!) "semua yg terjadi padamu karena kamu percaya"

orang kota yg "cerdas" lebih berfikir ke arah kenyataan daripada gaib.
Ia lebih percaya kalau obat memiliki zat khusus yg tepat untuk membunuh penyakitnya, daripada tuhannya yang -sudah bukan- maha berkehendak.
Dan yg terjadi memang begitu, ia sembuh karena reaksi kimia dari obat itu, dan karena KEPERCAYAANNYA.

Begitu juga orang pedalaman yg berfikiran kalau demam adalah kiriman atau kutukan dari sang gaib, maka harus dibersihkan dengan cara gaib juga: mantra, doa, sesajian, dsb. Dan yang terjadi disini juga ia sembuh. Lagi, karena kepercayaannya.

Jadi boleh saya bilang begini:
tuhan tidak ada di kota, dan sains tidak ada di desa.

Mengerti maksud saya?

Begini saya tambahkan, karena "semua terjadi karena kamu percaya" ada satu kisah tentang seseorang yang terkena kanker hati (ini kisah nyata) yang parah, dokter pun sudah pasrah, untuk meningkatkan semangatnya dokter memberi plasebo (obat bohongan, isinya cuma tepung) yang dokter bilang ini obat terahir yg paling ampuh, harganya pun jutaan, ia menerima dan rutin meminumnya. Dan apa yg terjadi? Ia sembuh total dalam 4 bulan.

1. apa ia sembuh? -YA
2. apa obat itu bekerja? -TIDAK
3. apa ia percaya kpd tuhan? -TIDAK, tapi obat
4. apa tuhan ada untuk orang yg tidak percaya? -YA, tapi tuhan tetap menyuruh beriman

jadi ini bukan masalah tentang hal nyata (reaksi kimia) dan gaib (tuhan)
ini masalah pengetahuan & kepercayaan / keyakinan.

Apapun yang kamu yakini pasti & selalu terjadi.



- Selamat datang di DUNIA MIMPI -


terimakasih banyak kepada pembaca karena telah membaca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar