Memang, hampir semua hal di kehidupan dinilai dari hasil akhirnya. Simpel saja, karena menilai proses pasti akan membutuhkan waktu yang lebih lama, sedangkan waktu terus berjalan dan yang di nilai tidak hanya satu orang saja.
Dan juga sebagian besar dari hasil akhir yang baik berasal dari proses yang baik juga. Mungkin, karena hampir semua pekerjaan yang dikerjakan dengan proses yang baik pasti akan menghasilkan hasil akhir yang baik dan memuaskan, walaupun dengan proses yang kurang baik juga bisa mendatangakan hasil yang sama baiknya juga, tapi proses yang baik hampir mustahil untuk mendatangkan hasil akhir yang kurang atau tidak baik.
Dan juga sebagian besar dari hasil akhir yang baik berasal dari proses yang baik juga. Mungkin, karena hampir semua pekerjaan yang dikerjakan dengan proses yang baik pasti akan menghasilkan hasil akhir yang baik dan memuaskan, walaupun dengan proses yang kurang baik juga bisa mendatangakan hasil yang sama baiknya juga, tapi proses yang baik hampir mustahil untuk mendatangkan hasil akhir yang kurang atau tidak baik.
Contoh kedua, misalnya kamu datang ke restoran cepat saji, kamu memesan sepotong ayam goreng. Lalu kamu merasa puas karena rasanya dan penyajiannya yang enak, tapi apakah kamu mau melihat atau peduli dengan proses pembuatannya? Entah ayam itu dipotong dengan cara yang baik, dimasak dengan cara yang benar, dengan bahan yang aman, atau apakah ayam itu benar-benar segar saat disajikan atau hanyalah ayam kemarin yang sudah dihangatkan beberapa kali? Apakah kamu mau peduli? Disitu kamu menilai hanya hasil akhirnya saja.
Lalu bagaimana jika kamu memasak telur sudah dengan sempurna, dengan bumbu yang sudah disiapkan dengan baik dan dimasak dengan baik, tetapi pada saat sebelum dimakan ada... ehm, kotoran jatuh dari cicak yang berada di langit-langit tepat di atas telur tersebut. Apakah kamu mau memakannya? Bukankah telur itu sudah di proses dengan baik?
Banyak hal memang dinilai dari hasil akhirnya, tidak bisa kita hindari untuk tidak menilai hasil akhir saja, setidaknya pada awal penilaian. Tetapi ada beberapa orang yang kurang beruntung untuk mendapatkan hasil akhir yang baik malah protes dan memaksa kepada penilai untuk menilai pada bagian prosesnya saja. Seperti pada contoh pertama pada murid yang rajin dan pintar tetapi mendapat hasil ujian yang tidak memuaskan. Kalau dilihat sebenarnya sama dengan contoh ketiga, apakah kamu mau memakan telur yang sudah tercemar itu?
Yaa, memang kalau dilihat dari kedua kasus tersebut mereka tidak melakukan proses dengan benar, pasti ada kesalahan kecil di bagian akhir proses tepat sebelum mendapat hasil, yang akhirnya hasil tersebut menjadi buruk. Misalnya tidak teliti sebelum meletakan telur, atau kesalahan menggunakan jenis pensil untuk ujian, dan sebagainya. Jadi prosesnya juga tidak seluruhnya benar bukan? Apakah prosesnya masih harus dinilai sepenuhnya? Atau harus hanya menilai sebagian dari prosesnya saja? Kalau begitu menurut saya tidak adil.
Yaa, memang kalau dilihat dari kedua kasus tersebut mereka tidak melakukan proses dengan benar, pasti ada kesalahan kecil di bagian akhir proses tepat sebelum mendapat hasil, yang akhirnya hasil tersebut menjadi buruk. Misalnya tidak teliti sebelum meletakan telur, atau kesalahan menggunakan jenis pensil untuk ujian, dan sebagainya. Jadi prosesnya juga tidak seluruhnya benar bukan? Apakah prosesnya masih harus dinilai sepenuhnya? Atau harus hanya menilai sebagian dari prosesnya saja? Kalau begitu menurut saya tidak adil.
Tapi walau hampir semua hal hanya dinilai di hasil akhirnya saja, ada beberapa hal yang memang hanya dinilai prosesnya saja, yaitu hal yang pekerjaannya dilakukan terus menerus atau yang tidak memiliki hasil akhir, atau hal yang memiliki hasil akhir yang sama bagaimanapun prosesnya terjadi sehingga akhirnya akan tidak penting untuk dinilai. Dan kebanyakan yang menilai di bagian prosesnya merupakan hal yang dilihat daris sisi religius. Manusia hidup dan akan mati, mati adalah penutupan dari hidup, bagaimanapun orangnya semua manusia akan mati dengan cara yang sama, kehilangan nyawa dan tanda kehidupan. Jadi yang dinilai adalah bagaimana mereka hidupnya, apakah dijalankan dengan baik atau tidak.
Jadi kesimpulannya, untuk suatu hal atau pekerjaan yang memiliki hasil akhir semuanya mau tidak mau harus di nilai pada bagaimana hasil akhirnya terlebih dahulu. Sedangkan hal yang tidak memiliki akhir atau meiliki akhir tetapi tidak dianggap begitu penting, maka yang dinilai adalah bagaimana prosesnya.
Sayangnya hampir semua hal di dunia memiliki hasil akhir, dan proses dianggap tidak harus dilakukan dengan cara yang baik untuk mendapatkan hasil yang baik, misalnya sebagian orang mengakalinya dengan mencontek pada saat ujian untuk mendapat hasil uas yang baik. Walaupun sebagian hal yang dilakukan dengan proses yang tidak baik bisa memberikan hasil yang tidak baik kedepannya, tetapi sebagian juga akan tetap memberikan hasil yang bagus selamanya. Dan seperti yang sudah saya tulis diatas, proses yang dikerjakan seluruhnya dengan baik hampir mustahil untuk mendatangkan hasil akhir yang kurang baik.
Tapi walaupun begitu, baik kamu menilai sesuatu dari proses atau hasil akhirnya, kamu akan tetap menilai sesuatu di bagian akhir dari cerita.
Terimakasih telah membaca...
I LIKE IT.
BalasHapusTERUSKAH MENULIS WAHAI KAWANKU
Terimakasih atas dukungannya
Hapus