Jumat, 06 September 2013

Melihat Berbagi dari sisi berbeda

Akhir-akhir ini temanya uang semua ya? Haha, tapi apa salahnya kan? Kali ini saya mau berbagi bagaimana saya menganggap "berbagi" (termasuk menyumbang atau sedekah dan lainnya),dari sudut pandang saya sendiri.

Pertama mungkin saya akan menyinggung dulu apa itu arti dari kaya dan miskin, tentunya menurut saya. Kaya, adalah kondisi kemampuan seseorang yang memiliki lebih harta dari rata-rata orang sekitarnya yang tidak sungkan-sungkan membelanjakan uangnya untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Sedangkan miskin, adalah kondisi keadaan seseorang yang kekurangan harta, sampai-sampai untuk menyambung hidup saja bisa dibilang tidak cukup.

Lalu bergeser ke sisi optimistik. Bagaimana seseorang bisa mencapai kekayaannya? Menurut saya tentu dengan memiliki sifat optimis yang dimilikinya, yang membuat ia selalu yakin akan masa depan yang baik dengan jalan yang ia pilih. Para optimis tidak melihat suatu hal dari sisi resiko terlebih dahulu, tetapi melihat sisi baiknya.
Sebaliknya dengan pesimis, yang hampir selalu membuat setiap orang yang memiliki sifat ini akan selalu gagal, sebenarnya bukan karena takdirnya, tapi karena ketakutannya dan enggannya berusaha karena dihantui resiko akan kerugian atau kegagalan, hal buruk yang akan terjadi jika dilakukan.

Kembali ke topik, menurut kamu apakah berbagi (sedekah) itu baik untuk dilakukan, buruk untuk dilakukan, atau mungkin kalian berfikir tidak ada gunanya melakukannya karena baik dilakukan atau tidak, tidak akan ada pengaruhnya bagi kalian? Dan apa alasannya?
Kalau jawaban saya adalah baik untuk dilakukan. Tapi alasannya bukan karena pahala atau janji penggandaan uang yang diberikan oleh Tuhan. Melainkan melihat dari sisi omptimisme hidupnya.

Orang yang masih memiliki uang tetapi enggan untuk memberikan sumbangan dalam otaknya akan terbentuk pemikiran kalau dirinya tidak memiliki uang atau uangnya tidak akan cukup untuk dirinya jika ia mengeluarkannya untuk orang lain membutuhkan. Berbagi akan merugikan dirinya. Dalam kata lain menjadi pesimis. Ia menganggap dirinya juga hidup dalam kekurangan dan tidak pantas untuk membantu orang lain. Dengan tertanamnya paham tersebut kesehariannya juga akan menjadi seperti orang yang kekurangan, dan cepat atau lambat masa depannya akan seperti itu juga.

Sebaliknya dengan orang yang senang berbagi. Dalam pikirannya ia percaya pada dirinya kalau ia tidak pernah menjadi kekurangan jika ia mengeluarkan hartanya untuk orang lain, ia tidak takut hartanya akan habis (dengan catatan orang yang berbagi dengan senang hati, tanpa paksaan atau terpaksa). Ini adalah sifat optimis yang baik. Dalam dirinya ia akan merasa sebagai orang yang selalu memiliki harta lebih dari cukup, bahkan walaupun dikeluarkan untuk orang lain, hartanya masih banyak, dan pemikirannya akan membantu memberikan masa depan yang lebih baik. Percaya diri dan optimis akan kemampuan diri dan harta.

Secara hasil mungkin yang saya lihat mengenai berbagi dan dilihat dari segi agama ada samanya. Tetapi dari sudut agama kamu dipaksa untuk percaya tanpa harus mengetahui sebabnya, tujuannya dan alasannya. Yang kamu ketahui hanyalah jika kamu menyumbangkan harta sebesar X, kamu akan mendapatkan lagi sebesar 10X di masa depannya, juga sebaliknya jika pelit berbagi akan kehilangan 10X. Inilah menurut saya dasarnya mengapa kamu bisa mendapatkan 10X itu (walaupun 10 kali lipat X itu hanya ungkapan).

Jadi tunggu apa lagi untuk menjadi orang yang memiliki harta berlimpah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar