Jumat, 24 Juni 2016

Jadi, niat minta maaf atau apa?

Lebaran sebentar lagi, yaa, untuk jadwal terbit Nut'sArea yang dua mingguan, kalau di posting di terbitan selanjutnya bakal sudah lewat dari harinya. Dan semoga dari jauh-jauh hari bisa lebih banyak yang baca, jadi lebih banyak yang sadar, terbuka mata dan hatinya.

'Idul Fitri atau yang lebih akrab disebut sebagai Hari Lebaran, sebenarnya pada dari sisi bahasa 'Idul Fitri artinya sama sekali bukan kembali suci, melainkan Hari Raya Berbuka Puasa. Mungkin karena kata Fitrah dan Fitri yang bisa dianggap sama. Tradisi utama yang ada di Asia Tenggara yaitu saling bermaaf-maafan, walaupun trandisi ini tidak ada di negara asal islam menurut saya ini adalah tradisi yang sangat bagus. Sesuai arti kata Lebaran, yang melebarkan silaturahmi, agar di hari tersebut muslim bisa lebih bersih dari kesalahan yang pernah dibuat kepada sesama.

Tapi seiring kemajuan teknologi, lebaran bukan lagi hari melebarkan silaturahmi, tapi hari melebarkan sinyal. Yaa, menurut saya masih boleh lah dikatakan sebagai silaturahmi, walaupun hanya bersapa dan meminta maaf walaupun hanya lewat SMS atau IM.

Tapi, dasar manusia..., di hari yang seharusnya katanya "kembali suci" mereka tidak lepas dari sifat pamernya. Seolah-olah ingin dipuji (walaupun dalam hati) dengan rangkaian kata-kata sok indah, sok puitis, sok pantun, sok jenaka, dan sok-sok yang lainnya. Tidak jarang juga yang menyediakan kalimat-kalimat tersebut secara online, agar banyak yang bisa menconteknya.

Jadi di hari 'Idul Fitri tersebut niat kamu apa? Mau kembali suci, meminta maaf, atau pamer kalimat bagus via pesan singkat?

Ditambah lagi dengan kemudahan media sosial, sengaja mencari atau membuat gambar-gambar yang bagus yang diselipkan kalimat hasil contekan yang sok-sok seperti tadi. Dan dengan seenak udel, hanya mengklik bagikan, dan menandai (atau tagging) teman atau koneksi di media sosialnya saja. Menurut kamu apakah itu bisa dihitung sebagai meminta maaf yang ikhlas?

Ya, dulu saya memang pernah melakukan ini juga, tapi disamping tagging gambar, saya juga mengirim pesan singkat dan IM ke orang-orang tersebut.

Jadi tolong, jika kamu membaca ini, berhentilah menjadi sok-sok-an di hari Lebaran, cukup dengan kata "Mohon maaf lahir & batin" saja sudah cukup, asal disampaikan dengan cara yang layak.

Satu hal lagi, mantra yang seolah-olah wajib dikatakan di hari lebaran, "Minal 'Aidin wal-Faizin", artinya sama sekali tidak berhubungan dengan meminta maaf atau bertemakan lebaran, karena artinya adalah "Termasuk dari orang-orang yang kembali sebagai orang yang menang" yang mungkin menurut saya lebih cocok dikatakan saat perang atau setelah perang. Dan mirisnya lagi, mantra tersebut ternyata adalah cuplikan dari sair, bukan berasal dari Nabi atau sahabatnya, sair tersebut isinya tentang dendang wanita di hari raya. Sedangkan ucapan yang sebenarnya lebih sunnah, "Taqabbalallahu minna wa minkum" yang artinya "Semoga Allah menerima amal kami dan kalian" malah kalah populer.

Jadi saran saya, jangan jadi orang yang pamer, ingin terlihat keren karena menggunakan bahasa asing yang kamu sendiri tidak tahu artinya, atau ingin terlihat puitis, jenaka, dan sebagainya sedangkan kamu lebih utama untuk meminta maaf. Dan tolong, jangan berlebihan selama berpuasa dan berlebaran, karena ini adalah ibadah, dan bukan waktunya untuk berfoya-foya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar