Rabu, 11 Desember 2013

Bagaimana kamu bisa tahu?

Pernahkah kamu bertanya-tanya ketika membaca buku atau berita, atau mungkin ketika mendengarkan dongeng atau mitos, apakah cerita yang mereka berikan itu berdasarkan kenyataan atau hanya cerita yang dibuat-buat saja. Misalnya untuk dongeng saya ambil cerita tentang Malin Kundang, apakah isinya hanya buatan manusia? Sedangakan terdapat batuan yang katanya adalah bukti kalau cerita tersebut adalah asli. Tapi, tidak menutup kemungkinan juga kalau batuan yang berbentuk manusia dalam posisi sujud ditambah lagi haluan kapal yang hancur itu merupakan buatan manusia juga. Jadi dari cerita tersebut entah semuanya adalah asli, atau hanya ceritanya saja yang dibuat-buat sedangkan batuannya hanya kebetulan dari hasil alami, atau baik cerita dan batuannya juga merupakan buatan manusia? Lalu bagaimana kamu bisa tahu kalau itu benar atau salah? Dan, apakah ada hal yang mereka tutupi dari ceritanya? Lalu bagaimana kamu bisa tahu?

(rekaman otopsi alien. Santilli)
Seperti teori konspirasi pendaratan di Bulan yang menimbulkan banyak perdebatan apakah Armstrong dkk. benar-benar mendarat di bulan atau di studio, dan tragedi Roswell dengan rekamannya yang terkenal dengan sebutan Alien Autopsy pada tahun 90an yang akhirnya beberapa tahun yang lalu ternyata seorang produser bernama Ray Santilli mengaku bahwa rekaman itu adalah palsu yang dibuat olehnya dengan bantuan beberapa teman dan kerabatnya. Kalau ada yang ingat, sebelum pengakuannya terungkap, hampir semua orang percaya dengan kebenaran rekaman pembedahan alien tersebut. Dan setelah pengakuannya terungkap ternyata masih ada saja orang yang percaya kalau rekaman itu adalah asli dan menganggap Santilli lah yang berbohong. Sekarang yang jadi pertanyaan, dimanakah letak kebohongan itu terjadi? Apakah pada rekamannya, atau pengakuan Santilli?

Alam semesta memang penuh dengan tanda tanya, setelah satu pertanyaan terjawab akan muncul pertanyaan lain setelahnya. Tapi apakah jawaban dari pertanyaan tersebut memang benar apa adanya dan bisa dibuktikan? Apakah ada jawaban yang ditutupi kesalahannya? Atau apakah masih ada kesalahan yang menunggu untuk terkuak?

Contoh pertamanya adalah elemen dasar unsur kimia. Sejak zaman pra sejarah sampai sebelum abad ke-15 manusia percaya dan selalu memegang teguh gagasan bahwa alam semesta disusun oleh empat unsur, yaitu: Air, Api, Tanah & Udara. Gagasan ini menjadi semakin kuat sejak hadirnya Aristotle, seorang filsafat dan fisikawan yang cukup dipercaya pada zamannya. Tidak bisa di pungkiri, sampai pada dunia awal Islam pun namanya sangat terkenal sampai mendapat gelar "Al-Muallim Al-Awwal" yg artinya Guru Pertama, dan gagasannya masih bisa dirasakan di beberapa agama samawi setelahnya, termasuk 4 elemen dasar yang kemudian ditambahkan cahaya yang mewakili unsur spiritual. Beberapa orang yang menemukan "kesalahan" dari konsep 4 elemen ini seolah-olah di tutupi keberadaannya bersamaan dengan gagasannya, masyarakat seolah-olah sudah sangat percaya sedalam jiwa religiusnya kalau raganya, dan semua benda di semesta tersusun dari 4 elemen dan menolak untuk percaya kalau gagasan itu salah, termasuk Lavoisier yang di hukum mati karena gagasannya yaitu sulfur adalah elemen dasar, bukan senyawa (maksudnya teori klasik menyebutkan kalau sulfur tersusun dari elemen tanah dan air). Tapi dengan berjalannya waktu, gagasan 4 elemen yang dahulu sangat dipercaya, yang merupakan gagasan yang turun temurun dari leluhur, gagasan dari dewa-dewa, akhirnya runtuh juga, dan terbukti kalau semesta tersusun dari seratusan elemen dasar kimia, yang disebut sebagai Atom. Mana mungkin mereka yang dahulu bisa tahu tentang keberadaan atom sebelum ada cara dan alat untuk mengetahuinya. Tetapi mengapa pada saat itu mereka menolak untuk menghadapi kenyataan sedangkan buktinya sudah diberikan? Bukankah bodoh untuk mempercayai hal yang jelas-jelas salah ketika di buktikan?

Dan contoh kedua, yang sedang dalam proses penerapan, adalah banyak dari kita tidak sadar betapa besarnya semesta yang kita tempati. Beberapa mungkin hanya mengetahui kalau dunia yang ia tinggali hanya sebatas dari Matahari sampai dengan Pluto (susunan planet pra-2006), dengan bintang-bintang hanya terletak tidak jauh dari Pluto. Dan beberapa orang menolak untuk percaya kepada keberadaan kehidupan lain diluar bumi. Alasan utamanya adalah faktor religius, dimama mereka percaya kalau tuhan hanya memberikan kehidupan di Bumi saja. Mungkin jika alam semesta hanya selebar Matahari sampai Pluto saja anggapan mereka bisa dibenarkan, karena kehidupan kompleks hanya bisa terlihat di Bumi saja, tidak seperti di Mars yang terlalu kering, dan Venus yang terlalu panas. Tetapi coba kamu lihat lagi langit malam, lihatlah ke arah rasi bintang Centaurus, disana ada bintang yang sangat terang, dan bintang yang paling dekat dengan Bumi, dan jarak yang paling dekat itu adalah 4,3 tahun cahaya, atau 40,6 trilyun kilometer dari bumi, dan bintang-bintang lainnya berjarak jutaan tahun cahaya dari bumi, bayangkan saja dari banyaknya bintang di semesta berapa bintang yang memiliki planet? Dan dari hasil penelitian didapati planet yang seperti Bumi tidak hanya ada satu saja, pada awal tahun 2013 sudah ditemukan lebih dari 2000 planet yang memiliki karakteristik suhu & kelembaban yang sama dengan Bumi, dan jumlahnya akan terus bertambah. Tidak menutup kemungkinan adanya kehidupan selain di bumi. Karena Alam Semesta yang kita tinggali, tidak hanya luas, tetapi mungkin, tidak terbatas.

Tapi..., bagaimana mungkin kamu bisa tahu?


Bersambung...



Tambahan:
Salah satu kutipan yang saya suka adalah dari Neil deGrasse Tyson yaitu, "Life doesn't exist anywhere but earth? That's like filling a cup with ocean water and saying there aren't any whales in the ocean." yang artinya "Kehidupan tidak ada kecuali di bumi? Itu seperti mengambil secangkir air laut dan berkata tidak ada Paus di lautan.". Dan tentang kehidupan di luar bumi, bagi mereka yang menolak untuk percaya, entah karena faktor religius atau karena mereka tidak mengetahui, ya, memang belum ada jawaban pasti tentang ini. Tapi menurut saya mengatakan sesuatu itu "ada atau tidaknya", atau "benar atau salahnya" sebelum jawabannya bisa dibuktikan secara nyata adalah bodoh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar